(Foto: HoerY)
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Women's Health tersebut mengamati lebih dari 4.600 wanita berusia 65 tahun ke atas selama sekitar 4 tahun. Hasilnya peneliti menemukan bahwa wanita yang kadar vitamin D di dalam darahnya rendah memiliki berat badan satu kilogram lebih banyak daripada wanita yang kadar vitamin D-nya memadai.
"Ini merupakan salah satu studi pertama yang menunjukkan bahwa wanita dengan kadar vitamin D yang rendah dalam tubuhnya lebih gemuk daripada yang tidak, meskipun bedanya hanya satu kilogram namun dari waktu ke waktu beratnya bisa saja bertambah," ujar Dr. Erin LeBlanc, seorang pakar endokrinologi dan peneliti studi ini dari Kaiser Permanente Center for Health Research di Portland, Oregon.
Seringkali disebut "vitamin matahari", vitamin D mampu membantu mempertahankan kekuatan tulang dan otot Anda serta menjaga sistem saraf pusat. Namun jika Anda mengonsumsi vitamin ini terlalu banyak maka vitamin ini akan menjadi racun bagi tubuh Anda, menyebabkan mual, muntah dan hilangnya selera makan.
Meskipun sinar matahari merupakan sumber utamanya, vitamin D juga bisa ditemukan pada produk susu, lemak ikan dan bahan makanan yang diperkaya vitamin D seperti sereal dan jus. Namun meski mengonsumsi segala jenis sumber vitamin D tersebut, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa wanita, terutama yang berusia lanjut, belumlah mendapatkan asupan yang cukup.
Dalam studi ini, peneliti menemukan hampir 80 persen partisipan memiliki kadar vitamin yang tidak mencukupi dalam tubuhnya. Karena sumber utama vitamin ini adalah sinar matahari, peneliti menyatakan bahwa wanita yang kekurangan vitamin D dalam studi ini mungkin tidak menghabiskan banyak waktu di luar ruangan dan memiliki pola makan yang buruk.
LeBlanc juga menambahkan bahwa studi ini dilakukan pada wanita lansia yang sebagian besar mencoba untuk menurunkan berat badannya, meskipun beberapa diantaranya mengalami penurunan berat badan sebagai bagian dari proses penuaan alami.
Sekitar 60 persen partisipan tetap berada pada berat badan normal sepanjang studi, sedangkan 27 persen partisipan kehilangan lebih dari 5 persen berat badannya dan sebaliknya 12 persen partisipan mengalami penambahan berat badan lebih dari 5 persen berat badannya.
"Studi kami hanya menunjukkan kaitan antara ketidakcukupan kadar vitamin D dalam tubuh dan penambahan berat badan, oleh karena itu kami membutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum kami bisa merekomendasikan suplemen-suplemen yang tepat untuk menjaga stabilitas berat badan seseorang," lanjut LeBlanc seperti dilansir dari CNN, Selasa (26/6/2012).
"Karena terlalu banyak rekomendasi yang berlawanan terkait konsumsi vitamin D untuk berbagai jenis keperluan, maka akan lebih baik jika pasien mendapatkan saran dari dokter pribadinya."
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik n sarannya ya....